Pemerintah resmi melakukan penggabungan enam perusahaan BUMN menjadi tiga perusahaan. Pertama penggabungan perusahaan dalam klaster perdagangan yaitu PT Bhanda Ghara Reksa melebur kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia yang menjadi surviving entity. Penggabungan BUMN dalam klaster pangan yaitu PT Perikanan Nusantara ke dalam PT Perikanan Indonesia dan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala N.Mansury mengatakan bahwa penggabungan BUMN ini merupakan momentum penting dalam rangka menuju holding BUMN Pangan. Di mana salah satu proses menuju holding pangan adalah merger dari enam BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan. “Kita bersama–sama telah menyaksikan penggabungan BUMN Pangan dan berkomitmen bahwa merger dari 6 BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan merupakan bagian dari rangkaian besar proses pembentukan Holding BUMN Pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui revitalisasi, penyegaran serta peningkatan kinerja yang ada di BUMN Pangan," ungkap Pahala dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (3/12/2021).
Dia menuturkan, ketahanan pangan Indonesia sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mencapai visi 2045 yang bisa direalisasikan melalui upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. “Kita sama sama mengetahui jumlah penduduk di Indonesia terus tumbuh dan sudah tentu kebutuhan utama adalah pangan, oleh karenanya melalui peran BUMN Pangan nanti kita terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pangan," tuturnya. Tujuan dari pembentukan holding pangan melalui fase penggabungan BUMN Pangan ini adalah untuk meningkatkan inklusivitas, melakukan pemberdayaan nelayan, petani dan juga para peternak.
Untuk itu pihaknya berharap bahwa market share dari BUMN pangan di masing masing komoditas pangan akan beroperasi dengan adanya peningkatan produktivitas dan juga peningkatan kemampuan untuk bisa meningkatkan kompetitif pangsa pasarnya. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Arief Prasetyo Adi menambahkan, penggabungan BUMN Pangan merupakan fase kedua menuju Holding BUMN Pangan, di mana PT Rajawali Nusantara Indonesia dipersiapkan Kementerian BUMN sebagai induk Holding BUMN Pangan. "Penggabungan BUMN Pangan akan memperkuat ekosistem end to end pangan, mulai hulu sektor pertanian, perikanan, peternakan, garam dan di hilir Perdagangan dan Logistik Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2021 Tentang Penggabungan PT BGR (Persero) ke dalam PT PPI (Persero) pada tanggal 15 September 2021. “Penandatanganan akta ini merupakan momentum penting dalam rangka menuju holding pangan. Merger BUMN di Klaster Pangan merupakan rangkaian besar proses pembentukan holding pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui revitalisasi, penyegaran serta peningkatan kinerja yang ada di BUMN Pangan,” disampaikan Pahala dalam kesempatan tersebut. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mencapai visi 2045 yang bisa direalisasikan melalui upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia.
Holding pangan berperan untuk meningkatkan distribusi, warehousing, dan logistics, serta tentu saja peningkatan revenue dari penetrasi yang dilakukan. Pahala menyebutkan pembentukan holding pangan bertujuan untuk meningkatkan inklusivitas, melakukan pemberdayaan nelayan, petani, dan juga peternak dengan peningkatan professional, modernisasi, dan memanfaatkan teknologi pangan. Serangkaian penggabungan ini juga menjadi momentum baru, rebranding klaster pangan, dan tetap pada prinsip GCG dan budaya kerja berbasis AKHLAK.
“Penggabungan 6 perusahaan ini diharapkan mampu bersaing, kompetitif, meningkatkan kinerja untuk mewujudkan ketahanan pangan. Ke depannya, mulai merencanakan secara konkret, mengupayakan bisnis un usual, mencari bisnis model yang baru dalam mengelola aset agar lebih bermanfaat dan menargetkan pertumbuhan signifikan,” sambung Pahala. Ia berharap, semoga penandatanganan yang dilakukan hari ini dapat memberikan manfaat besar bagi perekonomian dan sosial tanah air. “Semoga terwujudnya legal merger PPI memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia, bahwa rantai pasok pangan akan terus tumbuh dan lebih efisien, berkurangnya food loss, dan pada akhirnya dapat memberikan manfaat kepada ekosistem pangan untuk dapat memperluas penetrasi trading logistik dan go global,” ujar Direktur Utama (new) PT PPI (Persero) Nina Sulistyowati.
Penggabungan PPI dan BGR Logistics menciptakan perpaduan yang saling melengkapi pada sektor trading dan logistic secara retail, domestic hingga pasar global melalui ekspor produk produk pangan Indonesia. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan setelah penandatanganan akta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham menetapkan Dewan Komisaris dan Direksi PT PPI (Persero) Berikut adalah daftar nama nama Dewan Komisaris dan Direksi dari PT PPI (Persero):
Komisaris Utama: Herman Heru Suprobo Komisaris Independen: Muhammad Kapitra Ampera Komisaris: Hamli
Komisaris: Setiawan Wangsaatmaja Direktur Utama: Nina Sulistyowati Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, SDM dan Umum: Wien Irwanto
Direktur Komersial & Pengembangan: Andry Tanudjaja Direktur Operasi: Tri Wahyundo Hariyatno